Pasar Skincare Indonesia Bertumbuh Pesat, Rahasia Bisnis Sukses!

Sering melihat brand kecantikan baru bermunculan di media sosial? Jangan anggap remeh fenomena ini. Di balik viralnya berbagai produk skincare lokal, terdapat perputaran uang yang nilainya sangat fantastis.

Bagi Anda yang masih ragu untuk terjun ke bisnis kosmetik, data terbaru dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan lembaga riset global mungkin akan mengubah pikiran Anda. Pasar skincare Indonesia bukan lagi sekadar tren gaya hidup, melainkan salah satu sektor ekonomi paling strategis dengan pertumbuhan yang mencengangkan.

Lonjakan Pemain dan Nilai Pasar Skincare Indonesia

Pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia bisa dibilang fenomenal. Berdasarkan data Kemenperin, jumlah pelaku usaha di sektor ini melonjak lebih dari 77% hanya dalam empat tahun.

  • Pada tahun 2020, hanya tercatat 726 industri.
  • Pada tahun 2024, angkanya melesat menjadi 1.292 industri.

Apa artinya? Artinya, permintaan pasar begitu besar sehingga mampu menampung ratusan pemain baru setiap tahunnya.

Dari segi nilai pasar, angkanya lebih menggiurkan lagi. Pada tahun 2022 saja, segmen perawatan diri (personal care) mencatatkan volume pasar sebesar US$3,18 miliar (Rp51 triliun). Dominasi terbesar dipegang oleh:

  1. Skincare: US$2,05 miliar (Rp33,3 triliun)
  2. Kosmetik: US$1,61 miliar (Rp26 triliun)
  3. Parfum: US$39 juta (Rp635,5 miliar)

Merujuk data Statista, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, menyebutkan bahwa pasar kosmetik nasional diproyeksikan tembus US$9,7 miliar atau sekitar Rp157 triliun pada tahun 2025.

Industri ini diprediksi akan terus tumbuh stabil sebesar 4,33% per tahun hingga 2030. Potensi ini didukung oleh populasi wanita Indonesia yang mencapai lebih dari 141,8 juta jiwa, yang merupakan pasar captive raksasa.

Dominasi E-Commerce dan Kosmetik Halal

Kinclongnya bisnis ini juga terlihat jelas di ranah digital. Sepanjang 2018-2022, produk personal care dan kosmetik konsisten menjadi Top 3 penjualan di marketplace dengan volume transaksi mencapai 145,44 juta kali.

Selain itu, Indonesia juga memegang posisi strategis dalam pasar kosmetik halal.

  • Indonesia adalah negara konsumen kosmetik halal terbesar ke-2 di dunia dengan nilai konsumsi US$5,4 miliar (2022).
  • Pemerintah mewajibkan sertifikasi halal pada 2026, yang akan membuka keran ekspor ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab.

Baca juga: Tren Skincare 2026 yang Bakal Hits di Dunia Kecantikan

Kabar Gembira: 83% Pemain Adalah Bisnis Kecil!

Mungkin Anda berpikir, “Ah, pasti pasarnya dikuasai perusahaan raksasa.”

Salah Besar. Faktanya, dari 1.292 industri kosmetik yang tercatat, sebanyak 83% adalah Industri Mikro dan Kecil (IMK). Hanya 17% sisanya yang merupakan industri menengah dan besar.

Data ini adalah bukti nyata bahwa Anda tidak perlu menjadi konglomerat untuk sukses di bisnis kosmetik. Peluang bagi wirausahawan baru (UMKM) justru mendominasi pasar saat ini. Apalagi, 60% konsumen kini lebih menyukai produk berbahan alami—di mana Indonesia memiliki keunggulan biodiversitas 30.000 tanaman berkhasiat yang bisa diolah.

Bagaimana Cara Masuk ke Pasar Ini?

Pasar Rp157 triliun sudah di depan mata. Pemerintah mendukung penuh, tren halal meningkat, dan konsumen lebih cinta produk lokal. Satu-satunya yang Anda butuhkan adalah mitra produksi yang tepat.

Anda tidak perlu membangun pabrik sendiri. Seperti 83% pemain sukses lainnya, Anda bisa memanfaatkan jasa maklon.

Neo Kosmetika Industri siap menjadi mitra strategis Anda. Kami memahami regulasi terbaru, termasuk persiapan wajib halal 2026 dan tren penggunaan bahan baku alami.

Sebagai pabrik maklon berstandar CPKB Grade A, kami siap membantu Andai meracik formulasi, mengajukan izin BPOM hingga sertifikasi Halal. 

Hubungi kami sekarang untuk konsultasi bisnis gratis!

Share this post:
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Telegram